FIRSTJURNAL – Mengulas Munggahan Tradisi Menyambut Ramadhan? Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, khususnya Jawa Barat, memiliki tradisi unik yang disebut munggahan. Tradisi ini menjadi momen istimewa untuk berkumpul bersama keluarga, mempererat silaturahmi, serta mempersiapkan diri secara spiritual sebelum menjalankan ibadah puasa.
Asal-Usul dan Makna Munggahan
Secara etimologis, kata “munggahan” berasal dari bahasa Sunda yang berarti “naik” atau “meninggikan diri.” Filosofinya adalah meningkatkan kualitas diri, baik dari segi ibadah, hubungan sosial, maupun kebersihan hati, sebelum memasuki bulan penuh berkah, Ramadhan.
Bagi masyarakat yang menjalankan tradisi ini, munggahan bukan sekadar ajang berkumpul, tetapi juga menjadi sarana untuk saling memaafkan, berbagi rezeki, dan mempererat hubungan dengan keluarga serta kerabat.
Ragam Tradisi Munggahan
Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam merayakan munggahan. Berikut beberapa bentuk tradisi munggahan yang sering dilakukan:
1. Silaturahmi dan Makan Bersama
Momen munggahan biasanya dimanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga besar. Hidangan khas seperti nasi liwet, ayam bakar, dan lalapan sering kali menjadi menu utama dalam acara ini. Tidak jarang, makan bersama dilakukan secara lesehan untuk menciptakan suasana yang lebih akrab.
2. Ziarah Kubur
Sebagian masyarakat mengawali munggahan dengan berziarah ke makam leluhur. Mereka berdoa bersama dan membersihkan area pemakaman sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga yang telah berpulang.
3. Berbagi dengan Sesama
Bagi sebagian orang, munggahan juga menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan. Ada yang mengadakan acara santunan untuk anak yatim, membagikan makanan kepada tetangga, atau sekadar berbagi takjil sebagai bentuk kepedulian sosial.
4. Tradisi Nyorog di Betawi
Di Jakarta dan sekitarnya, munggahan di kenal dengan istilah nyorog, yaitu tradisi mengantarkan makanan ke rumah orang tua atau kerabat yang lebih tua sebagai simbol penghormatan dan tanda kesiapan memasuki bulan puasa.
Munggahan di Era Modern
Seiring perkembangan zaman, cara merayakan munggahan juga mengalami perubahan. Jika dulu acara ini selalu di lakukan dengan berkumpul secara langsung, kini banyak keluarga yang mengadakan munggahan secara virtual, terutama bagi mereka yang tinggal berjauhan.
Restoran dan tempat wisata juga sering di jadikan lokasi munggahan bagi kelompok pertemanan atau komunitas yang ingin menikmati kebersamaan sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Munggahan merupakan tradisi yang tidak hanya mempererat hubungan keluarga dan sahabat, tetapi juga membantu mempersiapkan diri secara spiritual sebelum menjalani ibadah puasa. Dengan menjaga nilai-nilai kebersamaan, berbagi, dan introspeksi diri, tradisi ini tetap relevan di era modern dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam menyambut bulan suci Ramadhan.